Cerita Dongeng Sebelum Tidur: Bebatuan Sungai
Beberapa bebatuan yang tinggal di aliran sungai, mengeluhkan dirinya yang hanya menjadi batu dan tidak dapat pergi ke mana-mana. Setiap hari ia hanya bisa melihat air-air jernih menari dari atas ke bawah, dari kiri ke kanan, meliuk-liuk, terjun, dan bersorak gemuruh. Ia ada|ah batu sungai yang berwarna hitam. Ia sangat keras, sesekali manusia lewat dan menjadikannya tempat berpijak.
Batu hitam sangat ingin menjadi air. Air bisa pergi sejauh apa pun yang ia mau, dari hulu ke hilir. Air sangat jernih dan indah, tak seperti dirinya yang hitam dan keras. Batu pun berharap, ia bisa menjadi air seperti yang ia inginkan.
Saat malam tiba, batu tertidur. Hingga saat fajar menyingsing, batu hitam sadar bahwa ia sudah menjadi air. Betapa senangnya dirinya, permintaannya terkabul. Ia menikmati perjalanan menjadi air, ia melewati begitu banyak pohon di tepi sungai. Ia juga bisa melihat monyet berpindah dari satu pohon ke pohon lain.
Ia sangat menikmati menjadi air, hingga tibalah perjalanan panjangnya di sebuah danau. Di danau ia melihat air laut yang memiliki kekuatan ombak yang besar dan hebat. Ia ingin menjadi air laut, di danau ia tidak bisa ke mana-mana, hanya berlindung di bawah tanaman enceng gondok.
Air yang berada di danau berharap agar ia bisa berpindah ke laut. Ia ingin mengarungi samudra dan menjadi ombak yang besar dan menggulung indah. Hingga saat musim penghujan, air danau meluap, ia pun mengalir ke sebuah muara.
Betapa senangnya saat tiba di muara, di hadapannya terhampar air biru yang sangat luas. Di lautan yang luas itu, ia berada di antara jutaan liter air yang rasanya asin, ia pun mulai menggulung-gulung menjadi ombak. Namun, air laut menjadi bosan dan letih, karena setiap hari yang ia lihat hanyalah air. Sejauh mata memandang hanya ada air, jika ia membentuk ombak dan mengalir ke pantai, dengan cepat akan terdorong kembali lagi ke lautan.
Sesekali ia melihat ke atas, ada awan yang tampak bergumpal-gumpal dan bergerak indah seperti sedang menari. Pasti akan sangat menyenangkan menjadi awan karena ia bisa melihat dunia dari atas sana. Awan bisa melihat lautan luas, melihat hutan, melihat pedesaan. Air laut sangat ingin menjadi awan yang bisa melihat semuanya dari atas.
Tiba-tiba air laut menguap ke atas dan menjadi awan. Di atas ia merasa senang. Ia bisa melihat burung-burung, ia juga bisa melihat pepohonan besar. Namun, awan yang berada di atas dan menggantung di sana kerap merasa bosan karena ia hanya bisa bergerak jika ada angin yang meniup dirinya. Saat siang hari, ia juga merasa kepanasan terkena sinar matahari yang terasa begitu dekat dengannya.
Awan pun ingin menjadi hujan, turun kembali ke bumi dan tinggal di bawah sana. Di bumi ia bisa berlindung di bawah pohon yang sejuk. Awan pun berdoa agar ia bisa menjadi hujan, dengan begitu ia bisa turun ke bumi dan menikmati bumi yang indah dari bawah sana. Saat ia turun. hujan merasa kesakitan karena saat jatuh ia menabrak bebatuan hitam. Saat itulah ia sadar, betapa hebatnya dirinya ketika menjadi batu hitam yang keras dan kuat. Ia pun ingin kembali menjadi batu seperti dulu.
Post a Comment