Karena sebelumnya kami pernah bertemu dalam urusan pencatatan penduduk dan kebetulan waktu itu dia yang koordinir teman-temannya sesama PSK di lokalisasi Tenau, jadi kami langsung saling tegur sapa di warung itu.
Ia langsung duduk di kursi kosong persis di depan saya. Seperti biasa, saya langsung tanya kabarnya.
Dia jawab, "sehat mas". Jawabnya sambil pegang rambut pirangnya. Dia juga nanya balik, saya jawab, "sehat juga mbak".
"Apa aja kegiatan sekarang? Terlihat Lebih gemuk dari yang dulu bertemu" tanya saya.
"Masi seperti dulu mas, dampak pandemi jadi maka tidur aja, akibatnya gemuk" jawabnya dengan nada canda.
Tentu saya agak kaget karena mereka sudah "dibubarkan" dari "pangkalan" mereka di Lokalisasi Tenau Kupang.
Tanpa ragu-ragu saya tanya lebih lanjut. (Untuk diketahui, mbak Nur orangnya humoris dan terbuka dengan orang lain).
"koq bisa?? kan mbak dan kawan-kawan uda dibubarkan dari lokalisasi?". Tanya saya
"ah..mas, sekarang uda canggih kali, uda gak pake tempat aja dapat orderan", sambungnya sambil tertawa kecil.
"Sekarang main online di Hotel?" tanya saya penasaran
"yah..kadang sih, kalu yang order bukan orang recehan", katanya terkesan lucu
"trus,,, yang kalau yang receh?? di kontrakan?" saya lanjut tanya
"gak mas, di kos itu nanti ibu yang punya kos ngamuk lagi sama kita".
"jadi???" saya semakin penasaran.
"Di hutan!!!??!!!" Jawab dia dengan suara kecil
"Dihutan?? serius lo??". Tanya saya heran
"iya, kalau ada yang WA atau telpon, janjian tempat dimana, kalau yang ada duit ya, dia bisa bayar hotel, ya di hotel, kalau dia ga ada uang, mau gimana, dia butuh dipuaskan, saya juga butuh uang, jadi main di hutan aja. Gak perlu lama kan, "aktivitasnya kadang berdiri aja, keluar, ya pulang, dapat duit". jawabnya sambil melihat layar hp.
"jadi ini artinya, panggilan gitu?" tanya saya lagi
"ia, pake Aplikasi **chat. Kadang ada yang minta nomor, jadi janjian lewat WA". jawabnya
"owalah...napa gak berhenti dari dunia hitam sih mbak". Saya lanjut tanya lagi.
"sebenarnya uda niat berhenti mas. Aku sempet jual ikan diperempatan sini. Trus bantu-bantu jahit jala nelayan. Tetapi kebutuhan terlalu banyak. Apa lagi di masa pendemi ini. Butuh duit. Jadi aku ginilah jadinya". Jawabnya dengan nada curhat sambil usap-usap layar hpnya".
Post a Comment